Senin, 14 Januari 2019

TEMPAT ZIARAH DAN WISATA DI BANTEN

INI TEMPAT ZIARAH DAN WISATA DI BANTEN YANG BANYAK DIKUNJUNGI SAAT LIBUR LEBARAN ATAU IDUL FITRI

Uniknya berwisata ke Banten terutama pada musim liburan lebaran atau idul Fitri, umumnya oranng-orang berwisata ke Banten sekaligus sambil berziarah ke berbagai tempat penzirahan yang sangat popular dan terkenal kharismatik, mulai dari  komplek penziarahan Sultan Maulana Hasanuddin di Banten Lama, objek wisata religi Makam Syech Mansyur Cikadueun, Batu Quran, Gunung Santri, serta makam Syech Asnawi Caringin Kabupaten Pandeglang.

Wisata Religi di Banten
1) Komplek Penziarahan penziarahan Sultan Maulana Hasanuddin di Banten Lama
Salah satu tempat wisata religi yang sangat popular di Banten adalah pemakaman Sultan Maulana Hasanudin beserta keluarganya di Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Serang, Banten. Tempat penziarahan yang sangat popular ini terletak di sisi utara Masjid Agung Banten kompleks Pemakaman terdapat dalam ruangan dan makam para pengawal serta kerabat lainnya berada di luar ruangan.

Di dalam ruangan terdapat 9 makam Sultan dan Keluarganya diataranya terdapat Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, pengeran Ratu, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin. Terdapat dua makam yang banyak di ziarahi yaitu Sultan Maulana Hasanudin dan Sultan Abulmufakhir yang dikunjungi oleh peziarah.

Selain berziarah ke makam Sultan Hasanudin, mereka  juga mendatangi museum situs purbakala yang lokasinya tidak jauh dari Masjid Agung Banten Lama.

2) Makam Syech Mansyur Cikadueun
Makam Syekh Mansyur terletak di Kampung Cikadueun, Desa Cikadueun, Kecamatan Cimanuk, Menurut kisah yang berkembang  di masyarakat , Syekh Mansyur  berkaitan dengan riwayat Sultan Haji  atau Sultan Abu al Nasri  Abdul al Qahar, Sultan Banten  ke tujuh yang merupakan putera  Sultan Ageng Tirtayasa.  Masa  pemerintahan  Sultan Haji yang kooperatif dengan Belanda ini dipenuhi dengan pemberontakan dan kekacauan di segala bidang, bahkan sebagian  masyarakat  tidak mengakuinya sebagai sultan.

Karena riwayat Sultan Haji yang sangat memalukan dan memprihatinkan tersebut, maka timbullah berbagai cerita yang menyimpang dari data-data sejarah. Diceritakan  bahwa yang melawan Sultan Ageng bukanlah Sultan Haji, melainkan orang yang menyerupai Sultan Haji yang berasal dari Pulau Putri atau  Mejati. Orang ini datang ke Banten ketika Sultan Haji sedang menuaikan ibadah hajil ke Mekkah.

Setelah selesai menuaikan ibadah  haji, Sultan Haji yang asli kembali ke Banten dan mendapati kenyataan  Banten sedang dalam keadaan  penuh huru hara. Untuk menghindari keadaan yang  lebih buruk lagi, Sultan Haji pergi ke Cimanuk, tepatnya kearah Cikadueun, Pandeglang. Di Cikadueun ia menyebarkan agama Islam  hingga wafat disana.  Ia dikenal dengan  nama  Haji Mansyur atau Syekh Mansyur Cikadueun. Namun cerita seperti ini dari sisi sejarah sangat lemah, dan hanya di anggap sebagai cerita rakyat atau  legenda ya ng mengandung nilai dan makna filosofis.

Sumber lain mengatakan , Syekh Mansyur Cikadueun adalah ulama besar yang berasal dari Jawa Timur yang hidup semasa dengan Syehk Nawawi al Bantani. Kedua tokoh tersebut terlibat langsung dalam perang Diponogoro ditangkap oleh Belanda, Syekh Mansyur dilkejar oleh Belanda dan akhirnya menetap di kampung Cikadueun, Syekh Nawawi kemballi ke Mekkah.

Kepurbakalaan yang terdapat di komplek makam Syekh Mansyur Cikadueun ini hanyalah batu nisan pada makam Syekh Mansyur yang tipologinya menyerupai batu nisan  tipe Aceh. Nisan ini memiliki bentuk dasar pipih, bagian kepala memiliki dua undakan, makin keatas makin mengecil. Pada bagian atas badan nisan terdapat tonjolan berbentuk tanduk. Hiasan berupa sulur daun dan tanaman terdapat hampir diseluruh badan nisan tanpa ragam  hias kaligrafi

3) Makam syekh Asnawi Caringin
Makam syekh Asnawi atau akam KH. Muhammad Asnawi (Syekh Asnawi bin Abdul Rohman) yang wafat pada tahun 13356 H (1937 M) yang terletak di tepi pantai, Desa Caringin, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang.
Makam ini terletak 350 cm sebelah barat masjid Caringin yang merupakan salah satu situs bersejarah. Tokoh yang dimakamkan adalah KH. Muhammad Asnawi, pendiri Masjid Caringin. Makam berada dalam satu bangunan berukuran 15 x 8 m. Pintu masuknya terdapat di dinding utara. Makam dikelilingi pagar besi dan ditutup dan ditutup kain hijau, terdiri atas jirat dan nisan. Jirat berbentuk persegi empat  memanjang daru utara-selatan. Di atas jirat terdapat dua buah nisan yaitu nisan kepala terbuat dari batu andesit dan bentuknya lonjong. Nisan yang satu lagi bagian kaki berbentuk pipih dan mamer terdapat tulisan Arab yang berbunyi “Syekh Asnawi wafat 13 Rabiul Akhir 1356 H (1937 M)”. Kedua nisan tersebut dibungkus kain putih

Selain ketiga tempat wisata religi tersebut di atas, maih terdapat tempat wisata religi lainnya yang banyak dikunjungi di anataranya antara lain Makam Syekh Daud di Labuan, Makam Syekh Abdul Jabbar di Karangtanjung, Makam Syekh Rako di Gunung Karang Pandeglang, Makam Syekh Royani di Kadupinang Pandeglang, Makam Syekh Armin di Cibuntu Pandeglang, makam Abuya Dimyati di Cidahu Pandeglang, Makam Ki Bustomi di Cisantri Pandeglang, Makam Nyimas Gandasari di Panimbang.

4) Makam Syekh Muhammad Sholeh di Gunung Santri 

Gunung santri merupakan salah satu bukit dan nama kampung yang ada di Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang. Di puncak gunungnya terdapat makam Syekh Muhammad Sholeh.

Syekh Muhammad Sholeh adalah Santri dari Sunan Ampel, setelah menimba ilmu beliau menemui Sultan Syarif Hidayatullah atau lebih di kenal dengan gelar Sunan Gunung Jati (ayahanda dari Sultan Hasanudin) pada masa itu penguasa Cirebon.

Makam Syekh Muhammad Sholeh di Gunung Santri

Syekh Muhamad Sholeh bisa menyerupai bentuk ayam jago seperti halnya ayam jago biasa. Hal ini terjadi karena kekuasaan Allah SWT. Karena cerita tersebut banyak warga yang datang untuk melihat langsung makam Syekh Muhamad Sholeh yang bisa menyerupai ayam jago itu.

Beliau Wafat pada usia 76 Tahun dan beliau berpesan kepada santrinya jika dia wafat untuk dimakamkan di Gunung Santri.

Jarak tempuh dari kaki bukit menuju puncak bejarak 500 M hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. Jalan menuju makam Waliyullah tersebut mencapai kemiringan 70-75 Derajat sehingga membutuhkan stamina yang prima untuk mencapai tujuan jika akan berziarah.

5) Tempat ziarah atau Penziarahan lainnya di Kabupaten Pandeglang
Selain yng disebutkan di atas, terdapat beberapa tempat ziarah atau penzirahan di Pandeglang provinsi Banten yang juga banyak dikunjungi. Di antara Tempat ziarah atau makam keramat di daerah Pandeglang yang banyak diziarahi oleh masyarakat, termasuk masyarakat dari luar daerah, antara lain:
1. Makam Syekh Abdul Jabbar di Karangtanjung
2. Makam Syekh Daud di Labuan
3. Makam Syekh Rako di Gunung Karang
4. Makam Syekh Royani di Kadupinang
5. Makam Syekh Armin di Cibuntu
6. Makam Abuya Dimyati di Cidahu
7. Makam Ki Bustomi di Cisantri
8. Makam Nyimas Gandasari di Panimbang.


Wisata Pantai di Banten

Libur lebaran ke Banten jangan lupa kunjungi #PesonaLebaranBanten sepanjang pantai dari Anyer, Carita, sampai Tanjung Lesung, keren semua. Pasir putih, air jernih, dan laut yang landai, membuat banyak spot yang asyik untuk berliburan Lebaran 2016 ini. “Karakter Banten di jalur pantai ini adalah coastal zone tourism, wisata bentang pantai,” kata Menpar Arief Yahya di Jakarta. 

”Tempat wisata kami terus bersolek, terus berbenah. Bagi yang asli Banten, tidak usah berpikir jauh-jauh ke Bali, kalau anda ingin menikmati keindahan pantai dan pasir putih, Banten juga punya dan memanjang dari Anyer sampai Tanjung Lesung,” ujar Gubernur Banten Rano Karno.
Suasana Pantai Cairta Saat Lebaran / Idul Fitri


1. Pantai Carita
Pantai Carita telah dikenal lama sebagai salah satu tempat wisata faforit bagi para penduduk Jakarta. Tempatnya yang tak jauh dari ibu kota, membuat kawasan ini selalu ramai dikunjungi pada musim-musim liburan.

Carita menawarkan panorama laut yang sangat indah. Tidak hanya pantai, tapi Carita juga menawarkan keindahan bawah laut yang luar biasa. Maka pantaslah kalau melalui SK Menteri Pertanian No. 440/kpts/UM/1978 tanggal 15 Juli 1978, CArita ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam.

Lokasi: Sukarame, Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Menpar Arief Yahya menyebut, wisata bahari di Banten ini sudah level dunia, jadi silakan menikmati #PesonaLebaranBanten. Bagi warga Jakarta yang hendak mencari sensasi pantai yang asyik juga tidak perlu repot, cukup masuk tol arah Serang, lalu menuju ke Anyer dan sepanjang jalur itu ke arah Ujung Kulon. Presiden Joko Widodo sudah menetapkan Tanjung Lesung sebagai 1 dari 10 top destinasi prioritas.



2. Pantai Sambolo
Pantai yang berada di kawasan wisata Pantai Anyer ini merupakan salah satu yang memiliki fasilitas cukup legkap. Selain menikmati keindahan pemandangan dan pasir putih, di sini Anda juga bisa mengajak keluarga untuk melakukan kegiatan olahraga air seperti banana boat, donat boat, jet sky, hingga parasailing.

Sejumlah fasilitas pendukung seperti restoran atau rumah makan pun sudah ditata dengan apik sehingga dipastikan bakal membuat anda betah untuk berlama-lama.

Lokasi: JL. Raya Anyer Km 135, Tambang Ayam, Anyer 42466 Serang, Banten.

3. Pantai Jambu
Dari sejumlah pantai yang ada di kawasan Anyer, Pantai Jambu adalah pantai yang memiliki hamparan lebih putih dan halus. Kondisi pantainya juga bisa dibilang masih belum banyak terjamah tangan pengembang, sehingga Pantai Jambu menawarkan panorama yang sangat indah.

Posisinya yang lebih menjorok ke darat, membuat Pantai Jambu cenderung dangkal dan memiliki ombak yang tenang, sehingga anda akan merasa lebih aman kalau ingin mengajak si kecil untuk berenang.

Lokasi: Bulakan, Cinangka, Serang, Banten.

4. Pantai Florida
Tenang, pantai yang satu ini bukan berada di Amerika. Pantai Passir Putih Florida juga masih berada di kawasan wisata pantai Anyer. meski demikian, Pantai Pasir Putih Florida adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati keindahan matahari tenggelam.

Selain itu, Pantai Pasir Putih Florida juga memiliki hamparan pasir putih paling luas diantara pantai-pantai lainnya yang ada di Anyer. Keberadaan gunug krakatau di kejauhan pun seakan membuat pemandangan sunset di Pantai Pasir Putih Florida semakin sempurna.

Lokasi: Jl. Raya Anyer-Sirih, Serang, Banten.


5. Pantai Karang Bolong
Kalau di kalangan penjelajah beredar ungkapan "alam aslinya tak seindah foto Google", maka ungkapan itu tak berlaku bagi Pantai KarangBolong. Pantai yang berjarak 50 kilimeter dari kota Serang ini menawarkan pemandangan yang berbeda dari pantai-pantai di wilayah Banten lainnya.

Tebing karang berbanjar yang berada di muka pantai, seakan berperan sebagai perisai untuk meredam kerasnya ombak yang menghantam. Maka tak salah kalau dahulu penduduk setempat menyebutnya dengan nama Pantai Karang Surga.

Jika Anda ingin menikmati keganasan lautan tanpa harus khawatir untuk terkena dampaknya, maka Pantai Karang Bolong harus Anda jadikan pilihan pertama.

Lokasi: Cinangka, Serang, Banten.

6. Pantai Binuangeun
Nah, kalau pantai yang satu ini adalah tempat yang paling tepat untuk para pemancing mania. Karang-karangnya yang menjorok ke laut, menjadi tempat yang indah untuk menunggu kail Anda dihinggapi ikan. Kalau bahasa pemancing bilang, Anda bisa merasakan memancing di laut dengan sensasi empang.

Namun jangan kaget kalau sesampai Anda di sana, justru hanya memilih untuk bersandar sambil menikmati deburan ombak. Karena Pantai Binuangeun juga menawarkan pemandangan yang sangat indah, lantaran wilayahnya yang masih berlum terlalu banyak dijamah.

Lokasi: Jl. Raya Tj. Pantai, Muara, Wanasalam.

7. Pantai Ciantir Sawarna
Kalau Anda warga Banten, maka wajib hukumnya untuk mampir ke Pantai Ciantir. Pasalnya, wisatawan dari berbagai negara saja sudah tak asing dengan pantai yang berada di wilayah Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak ini.

Maklum saja, ombaknya yang cukup besar, membuat pantai ini menjadi salah satu surga bagi para peselancar dari seluruh dunia. Namun Anda tak perlu harus mahir berselancar untuk datang ke sini. Pasalnya, Pantai Ciantir juga menawarkan pemandangan luar biasa indahnya kalau anda hanya memilih untuk bersantai.

Lokasi: Sawarna, Kabupaten Lebak, Banten.

8. Pantai Tanjung Layar
Pantai Tanjung Layar masih berada di kawasan Sawarna. Nama Tanjung Layar sendiri diambil dari dua bongkahan karang besar di depan bibir pantai yang sekilas memang menyerupai layar.  Namun kalau tak ber-selfie ria dengan latar belakang bongkahan karang ini, maka kunjungan anda ke Sawarna dianggap tidak sah.

Lokasi: Sawarna, Bayah, Lebak Regency, Banten.

9. Pantai Ciputih Sumur
Pantai ini terletak di dalam kawasan Taman Nasional Tanjung Kulon. Maka keindahan alam yang terjaga keasliannya, sudah menjadi jaminan bagi Anda yang datang ke sini.

Kalau ingin mencari ketengan, Pantai Ciputih adalah tempat yang paling tepat untuk Anda datangi. Dan, jangan pernah ragu untuk bermalam di sini, karena pengelola Taman Nasional Ujung Kulon telah menyediakan sejumlah bungalow untuk tempat menginap para wisatawan yang datang.

Dengan bungalow-bungalow yang menghadap ke pantai, Anda bahkan bisa menikmati suara deburan ombak dan semilir angin hingga mata anda terpejam.

Lokasi: Taman Nasional Ujung Kulon

10. Pantai Cihara
Pantai di Kampung Sukahuja, Desa Ciparahu ini luar biasa indahnya. Anda bisa menikmati dua pemandangan berbeda sekaligus saat tiba di pantai ini. Pada sisi kanan pantai ini Anda bisa memandangi indahnya ombak besar saat membentur karang dan batu cadas. Bahkan terkadang percikan ombak bisa menyembur hingga ketinggian tiga meter dari atas karang.

Di sisi kiri tersaji pemandangan berbeda. Hamparan pasir putih dengan ombak yang cukup tenang, menjadi tempat yang tepat untuk anda bermain air bersama keluarga.

Lokasi: Lebak, Malingping, Kabupaten Lebak, Banten. (sumber: sindonews.com dan berbagai referensi lainnya)

Nama-Nama Wali Songo

Nama-Nama Wali Songo Beserta Sejarah, Silsilah, Kisah dan Fotonya

Nama-nama Wali Songo – Wali Songo atau Wali Sembilan merupakan istilah bagi 9 tokoh penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Nama-nama 9 Wali Songo adalah Sunan Gresik, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kudus, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Muria dan Sunan Gunung Jati. Kali ini akan dibahas mengenai sejarah Wali Songo lengkap beserta biografi dan silsilahnya.
Walisongo memiliki peran penting sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa pada abad ke 14. Era Walisongo dimulai saat berakhirnya kerajaan Hindu-Budha untuk berganti pada kebudayaan Islam. Wali Songo tinggal di beberapa wilayah pentingi di pantai utara Pulau Jawa baik di Jawa Timur, Jawa Tengah atau Jawa Barat.
Sampai saat ini Wali Songo pun dikenang sebagai tokoh penting dan terkadang dikeramatkan pula. Makam Wali Songo pun masih banyak dikunjungi dan dijadikan wisata religi. Tiap tahun banyak yang melakukan ziarah wali songo dari berbagai penjuru Indonesia.

Nama-Nama Wali Songo

Sesuai namanya ada 9 tokoh yang termasuk dalam wali songo. Berikut ini merupakan urutan 9 nama-nama Wali Songo selengkapnya beserta nama asli Wali Songo yang ada di dalam kurung.
  1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
  2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)
  3. Sunan Bonang (Raden Makhdum Ibrahim)
  4. Sunan Drajat (Raden Qasim)
  5. Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)
  6. Sunan Giri (Raden Paku/Ainul Yaqin)
  7. Sunan Kalijaga (Raden Said)
  8. Sunan Muria (Raden Umar Said)
  9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Kisah-kisah Wali Songo pun banyak dipelajari sampai sekarang sebagai bagian dari persebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak perdebatan terkait sejarah dan silsilah Wali Songo karena minimnya sumber informasi sejarah yang valid.

Biografi dan Sejarah Wali Songo Lengkap

Di bawah ini akan dibahas mengenai biografi Wali Songo secara singkat dan lengkap dari tiap nama-nama Wali Songo beserta sejarah, silsilah, dakwah dan makam Wali Songo selengkapnya.

Sunan Gresik

sejarah wali songo sunan gresik
Sunan Gresik merupakan salah satu nama-nama Wali Songo. Nama asli Sunan Gresik adalah Maulana Malik Ibrahim. Sunan Gresik dianggap sebagai yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Sejarah Sunan Gresik menimbulkan pertanyaan, namun diperkirakan beliau adalah keturunan dari wilayah Arab Maghrib di Afrika Utara. Diperkirakan juga bahwa Sunan Maulanan Malik Ibrahim lahir di Samarkand, Asia Tengah pada awal abad 14. Namun ada juga versi yang menyebutnya berasal dari Persia.
Silsilah Sunan Maulana Malik Ibrahim dianggap sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW. Di antara anggota Wali Songo lain, bisa dikatakan bahwa Sunan Maulana Malik Ibrahim adalah yang paling senior.
Dakwah Sunan Gresik dilakukan pada akhir masa kerajaan Majapahit. Pertama kali beliau mendirikan masjid di desa Pasucinan, Manyar dekat kota Gresik. Beliau berdakwah dengan mendekati masyarakat dengan ramah tamah dan mengajarkan bercock tanam hingga membuat rakyat tertarik akan agama Islam.
Setelahnya, Sunan Gresik juga banyak mendirikan pondok pesantren. Usai selesai berdakwah, Sunan Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 1419 di Leran, Manyar dekat kota Gresik. Kini makam Sunan Gresik terdapat di desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.

Sunan Ampel

kisah wali songo sunan ampel
Sunan Ampel adalah salah satu nama Wali Songo. Nama asli Sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Beliau adalah anak dari Sunan Gresik dan Dewi Condro Wulan. Sunan Ampel berdakwah Islam di daerah Surabaya.
Beliau diperkirakan merupakan keturunan ke-19 dari Nabi Muhammad SAW. Sunan Ampel lahir di Champa pada tahun 1401. Daerah Champa diperkirakan merupakan wilayah di Kamboja, namun ada juga pendapat lain yang menyebut Champa ada di Aceh.
Sunan Ampel berdakwah dengan metode yang unik. Salah satu ajarannya yang terkenal adalah Moh Limo, yakni Moh Main (tidak main judi), Moh Ngombe (tidak minum minuman keras), Moh Maling (tidak mencuri), Moh Madat (tidak mengkonsumsi narkoba) dan Moh Madon (tidak berzina).
Beliau sempat mendirikan Masjid Agung Demak. Setelahnya, Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 di kota Demak. Ia kemudian dimakamkan di sebelah Masjid Ampel di kota Surabaya.

Sunan Bonang

sejarah wali songo sunan bonang
Sunan Bonang adalah salah satu Wali Songo. Nama asli Sunan Bonang adalah Maulana Makhdum Ibrahim. Beliau adalah putra dari Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Sunan Bonang merupakan keturunan ke-23 Nabi Muhammad SAW.
Sunan Bonang sempat mempelajari agama hingga ke Malaka di daerah Pasai. Ia menimbu ilmu dari Sunan Giri dan mempelajari metode dakwah yang menarik. Beliau kemudian pulang ke Tuban dan memutuskan untuk berdakwah di sana.
Metode dakwah Sunan Bonang banyak menggunakan seni dan musik. Ia diklaim sebagai pemrakarsa tembang Wijil dan Tombo Ati yang menarik masyarakat terhadap agama Islam. Kesenian lain yang ia pelajari adalah gamelan, rebab dan bonang, sesuai dengan namanya.
Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525. Beliau kemudian dimakamkan di daerah Tuban, provinsi Jawa Timur.

Sunan Drajat

silsilah wali songo sunan drajat
Nama Wali Songo berikutnya adalah Sunan Drajat. Nama asli Sunan Drajat adalah Raden Qasim dan sempat mendapat gelar Raden Syarifudin. Ia adalah putra dari Sunan Ampel serta saudara dari Sunan Bonang serta menjadi keturunan ke-23 Rasulullah SAW.
Sunan Drajat sempat mencari ilmu agama pada Sunan Muria. Setelahnya barulah beliau kembali ke daerah Gresik di desa Jelog, pesisir Banjarwati, Lamongan. Ia kemudian mendirikan pesantren di desa Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan.
Sunan Drajat dikenal karena kegiatan sosialnya dan mempelopori penyantunan pada anak yatim dan orang sakit. Dakwahnya menekankan perilaku dermawan, kerja keras dan amalan Islam lainnya. Beliau juga mendakwahkan ajaran agama melalui suluk.
Sunan Drajat kemudian diperkirakan wafat pada tahun 1522. Beliau dimakamkan di desa Drajat, kecamatan Paciran, Lamongan dengan pesantren yang didirikannya.

Sunan Kudus

biografi wali songo sunan kudus
Nama Wali Songo berikutnya adalah Sunan Kudus. Nama asli Sunan Kudus adalah Ja’far Shadiq. Beliau adalah cucu Sunan Ampel dan putra dari Sunan Ngundung bersama Syarifah Ruhil. Sunan Kudus merupakan keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad SAW.
Beliau lahir pada 9 September 1400. Sunan Kudus giat dalam mempelajari ilmu agama, bahkan pernah belajar sampai ke kota Al-Quds, Yerusalam, Palestina. Setelahnya Sunan Kudus kembali ke Indonesia dan mendirikan pesantren di desa Loram, Kudus, Jawa Tengah.
Sunan Kudus menjadi ulama besar di daerah Kudus. Ia diberi gelar Wali Al-Ilmi atau orang yang berilmu luas oleh wali-wali lain. Sunan Kudus memiliki peran besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak. Beliau banyak berdakwah di semua kalangan dari masyarakat biasa sampai ke kalangan pejabat dan penguasa.
Sunan Kudus diperkirakan wafat pada tahun 5 Mei 1550. Beliau dimakamkan di kota Kudus, Jawa Tengah sesuai tempat dakwahnya.

Sunan Giri

kisah wali songo sunan giri
Sunan Giri menjadi salah satu nama-nama Walisongo. Nama asli Sunan Giri adalah Raden Paku atau Muhammad Ainul Yaqin. Beliau adalah putra Maulana Ishaq, ulama dari Pasai, Malaka. Sunan Giri merupakan keturunan ke-23 Nabi Muhammad SAW.
Sunan Giri lahir pada tahun 1442. Ia merupakan murid Sunan Ampel dan saudara seperguruan Sunan Bonang. Beliau sempat berguru pada ayahnya juga di Pasai, Malaka dan setelah ayahnya wafat, Sunan Giri menggantikan ayahnya mengajar.
Ia mendirikan pemerintahan mandiri Giri Kedaton di Gresik. Nantinya tempat itu menjadi pusat dakwah Islam di Jawa yang memiliki pengaruh sampai wilayah Indonesia bagian timur.
Sunan Giri diperkirakan wafat pada tahun 1506. Beliau dimakamkan di Desa Giri, Keboman, Gresik sesuai dengan tempat dakwahnya.

Sunan Kalijaga

nama-nama wali songo sunan kalijaga
Sunan Kalijaga menjadi salah satu nama Walisongo yang cukup terkenal. Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Beliau adalah anak Tumenggung Wilatikta atau Radeh Sahur yang merupakan adipati Tuban yang sempat memimpin pemberontakan Ronggolawe di zaman Majapahit.
Sunan Kalijaga lahir pada tahun 1455. Ia merupakan murid dari Sunan Bonang. Sunan Bonang mengajarkan pendidikan dan ilmu-ilmu agama pada Sunan Kalijaga.
Sunan Kalijaga merupakan orang pribumi asli sehingga lebih efisien dalam berdakwan ke masyarakat. Dakwah Sunan Kalijaga kerap dikombinasikan dengan kesenian wayang dan gamelan agar mudah diterima masyarakat. Ia menyelipkan budaya Jawa pada dakwah Islamnya.
Sunan Kalijagar diperkirakan wafat pada tahun 1586. Artinya beliau diperkirakan hidup selama 131 tahun. Makam Sunan Kalijaga ada di desa Kadilangu, kota Demak, provinsi Jawa Tengah.

Sunan Muria

nama-nama wali songo sunan muria
Sunan Muria termasuk salah satu dari nama 9 Wali Songo. Nama asli Sunan Muria adalah Raden Umar Said. Beliau merupakan anak dari Sunan Kalijaga dan istrinya Dewi Sarah.
Sunan Muria berdakwah menggunakan metode ayahnya, yaitu menggabungkan unsur kebudayaan Jawa dengan ajaran Islam. Hal ini agar dakwahnya lebih mudah diterima oleh masyarakat sekitar. Selain mengajarkan ilmu agama, Sunan Muria juga mengajarkan keterampilan lain seperti bercocok tanam dan ramah tamah.
Beliau memilih tempat dakwah yang agak terpencil yakni di gunung Muria di daerah Muria, Jawa Tengah. Jalur dakwah Sunan Muria pun menyebar di wilayah sekitarnya seperti Jepara, Kudus dan Pati yang rata-rata berupa wilayah pedesaan atau pesisir.
Sunan Muria diperkirakan wafat pada tahun 1551. Makam Sunan Muria terletak di daerah Muria, Jawa Tengah selaku pusat tempatnya berdakwah.

Sunan Gunung Jati

makam wali songo sunan gunung jati
Urutan nama-nama Wali Songo berikutnya adalah Sunan Gunung Jati. Nama asli Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah. Beliau adalah anak dari Syarif Abdullah Umdatuddin dan keturunan dari bangsawan Timur Tengah. Beliau hijrah ke tanah Jawa karena teinspirasi perjalanan dakwah Sunan Gresik.
Sunan Gunung Jati lahir tahun 1448. Ia memilih kota Cirebon sebagai pusat dakwahnya yang kemudian menjadi Kesultanana Cirebon. Di sana Sunan Gunung Jati mendirikan pondok pesantren untuk mengajarkan ajaran Islam pada masyarakat sekitar dengan penyampaian yang lugas khas Timur Tengah.
Agar lebih mudah dipahami, Sunan Gunung Jati juga menggabungkan budaya Jawa pula. Beliau juga sempat dianugerahi gelar Raja Cirebon ke-2 dengan gelar Maulana Jati.
Sunan Gunung Jati kemudian wafat pada tahun 1568. Beliau diperkirakan wafat pada usia 120 tahun. Makam Sunan Gunung Jati terletak di Gunung Jati, Cirebon.
Nah itulah sejarah wali songo terdiri dari nama-nama wali songo beserta biografi, silsilah, foto/gambar dan riwayat hidupnya dari lahir sampai meninggal. Sekian penjelasan biografi dan cerita Wali Songo kali ini, semoga bisa menjadi referensi dan menambah wawasan.

Melongok Sejarah "Syekh Muhammad Sholeh" Yang Dimakamkan di Gunung Santri

Melongok Sejarah "Syekh Muhammad Sholeh" Yang Dimakamkan di Gunung Santri

Gunung santri merupakan salah satu bukit dan nama kampung yang ada di Desa Bojonegara Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang Daerah ini berada di sebelah barat laut daerah pantai utara 7 Kilometer dari Kota Cilegon. 

Letak gunung santri berada ditengah dikelilingi gugusan gunung-gunung yang memanjang dimulai dari pantai dan berakhir pada gunung induk yaitu gunung gede. 

Di puncak gunung santri terdapat makan seorang wali yaitu Syekh Muhammad Sholeh, jarak tempuh dari kaki bukit menuju puncak bejarak 500 M hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki. 

Kampung di sekitar gunung santri antara lain Kejangkungan, Lumajang, Ciranggon, Beji, Gunung Santri dan Pangsoran. Di kaki bukit sebelah utara di kampung Beji terdapat masjid kuno yang seumur dengan masjid Banten lama yaitu Masjid Beji yang merupakan masjid bersejarah yang masih kokoh tegak berdiri sesuai dengan bentuk aslinya sejak zaman Kesultanan Banten yang kala itu Sultan Hasanudin memimpin Banten. 

Syekh Muhammad Sholeh adalah Santri dari Sunan Ampel, setelah menimba ilmu beliau menemui Sultan Syarif Hidayatullah atau lebih di kenal dengan gelar Sunan Gunung Jati (ayahanda dari Sultan Hasanudin) pada masa itu penguasa Cirebon. Dan Syeh Muhamad Sholeh diperintahkan oleh Sultan Syarif Hidayatullah untuk mencari putranya yang sudah lama tidak ke Cirebon dan sambil berdakwah yang kala itu Banten masih beragama hindu dan masih dibawah kekuasaan kerajaan pajajaran yang dipimpin oleh Prabu Pucuk Umun dengan pusat pemerintahanya berada di Banten Girang.

Sesuai ketelatennya akhirnya Syekh Muhammad Sholeh pun bertemu Sultan Hasanudin di Gunung Lempuyang dekat kampung Merapit Desa UkirSari Kec. Bojonegara yang terletak di sebelah barat pusat kecamatan yang sedang Bermunajat kepada Allah SWT. Setelah memaparkan maksud dan tujuannya, Sultan Hasanudin pun menolak untuk kembali ke Cirebon. 



Karena kedekatannya dengan ayahnya Sultan Hasanudin yaitu Syarif Hidayatullah, akhirnya Sultan Hasanudin pun mengangkat Syekh Muhammad Sholeh untuk menjadi pengawal sekaligus penasehat dengan julukan “Cili Kored” karena berhasil dengan pertanian dengan mengelola sawah untuk hidup sehari-hari dengan julukan sawah si derup yang berada di blok Beji.

Syiar agam Islam yang dilakukan Sultan Hasanudin mendapat tantangan dari Prabu Pucuk Umun, karena berhasil menyebarkan agama Islam di Banten sampai bagian Selatan Gunung Pulosari (Gunung Karang) dan Pulau Panaitan Ujung Kulon. Keberhasilan ini mengusik Prabu Pucuk Umun karena semakin kehilangan pengaruh, dan menantang Sultan Hasanudin untuk bertarung dengan cara mengadu ayam jago dan sebagai taruhannya akan dipotong lehernya, tantangan Prabu Pucuk umun diterima oleh sultan Hasanudin.

Setelah Sultan Hasanudin bermusyawarah dengan pengawalnya Syekh Muhamad Soleh, akhirnya disepakati yang akan bertarung melawan Prabu Pucuk Umun adalah Syekh Muhamad Sholeh yang bisa menyerupai bentuk ayam jago seperti halnya ayam jago biasa. Hal ini terjadi karena kekuasaan Allah SWT.
Pertarungan dua ayam jago tersebut berlangsung seru namun akhirnya ayam jago milik Sultan Maulana Hasanudin yang memenangkan pertarungan dan membawa ayam jago tersebut kerumahnya. 

Ayam jago tersebut berubah menjadi sosok Syekh Muhammad Sholeh sekembalinya di rumah Sultan Maulana Hasanudin. Akibat kekalahan adu ayam jago tersebut Prabu Pucuk Umun pun tidak terima dan mengajak berperang Sultan Maulana Hasanudin, mungkin sedang naas pasukan Prabu Pucuk Umun pun kalah dalam perperangan dan mundur ke selatan bersembunyi di pedalaman rangkas yang sekarang dikenal dengan suku Baduy.

Setelah selesai mengemban tugas dari Sultan Maulana Hasanudin, Syekh Muhammad Sholeh pun kembali ke kediamannya di Gunung santri dan melanjutkan aktifitasnya sebagai mubaligh dan menyiarkan agama Islam kembali. Keberhasilan Syekh Muhammad Sholeh dalam menyebarkan agama Islam di pantai utara banten ini didasari dengan rasa keihlasan dan kejujuran dalam menanamkan tauhid kepada santrinya, semua itu patut di teladani oleh kita semua oleh generasi penerus untuk menegakkan amal ma’rup nahi mungkar.

Beliau Wafat pada usia 76 Tahun dan beliau berpesan kepada santrinya jika ia wafat untuk dimakamkan di Gunung Santri dan di dekat makan beliau terdapat pengawal sekaligus santri syekh Muhammad Sholeh yaitu makam Malik, Isroil, Ali dan Akbar yang setia menemani syekh dalam meyiarkan agama Islam. Syekh Muhammad Sholeh wafat pada tahun 1550 Hijriah/958 M. 

Jalan menuju makam Waliyullah tersebut mencapai kemiringan 70-75 Derajat sehingga membutuhkan stamina yang prima untuk mencapai tujuan jika akan berziarah. Jarak tempuh dari tol cilegon Timur 6 KM kearah Utara Bojonegara, jika dari Kota Cilegon melalui jalan Eks Matahari lama sekarang menjadi gedung Cilegon Trade Center 7 KM kearah utara Bojonegara disarikan dari buku “Gunung Santri Objek Wisata Religius”.

Berpikir Komputasional

  Pada zaman saat ini, banyak peralatan dan aplikasi di dunia digital yang memakai kompute. Banyak program dari komputer, diantaranya untuk ...